Sunday, June 28, 2009

JAMA’AH TABLIGH

TA’RIF

Jamaah tabligh adalah sebuah jamaah islamiyah yang da’wahnya berpijak kepada penyampaian ( tabligh) tentang keutamaan-keutamaan ajaran islam kepada setiap orang yang dapat dijangkau. Jamaah ini menekankan kepda setiap pengikutnya agar meluangkan sebagian waktunya untuk menyampaikan dan menyebarkan da’wah dengan menjauhi bentuk-bentuk kepartaian dan masalah-masalah politik. Barangkali cara demikian lebih cocok mengingat kondisi ummat islam di India yang merupakan minoritas dalam sebuah mesyarakat besar.

SEJARAH BERDIRI DAN TOKOH-TOKOHNYA
Jama’ah ini didirikan oleh Syaikh Muhammad Ilyas Kandahlawi ( 1303-1364 . ia dilahirkan di Kandahlah, sebuah desa di Saharnapur, India. Mula-mula ia menuntut ilmu di desanya, kemudian pindah ke Delhi sampai berhasil menyelesaikan pelajaran di sekolah Deoband.sekolah ini merupakan sekolah terbesar unutk pengikut Imam Hanafi di anak benua India yang didirikan pada tahun 1283 H/ 1867 M.


PEMIKIRAN DAN DOKTRIN-DOKTRINNYA
Oleh pendiri jama’ah telah ditetapkan enam prinsip yang menjadi asas da’wahnya, yaitu:
1. kalimah agung.
2. menegakkan sholat
3. ilmu dan dzikir.
4. memuliakan setiap Muslim.
5. ikhlas.
6. berjuang fi sabilillah.

Metode da’wah mereka menempuh jalan berikut:
1. sebuah kelompokdari kalangan jama’ah, dengan kesadaran sendiri, bertugas melakukan da’wah kepada penduduk setempat yang dijadikan objek da’wah. Masing-masing anggota kelompok tersebut membawa peralatan hidup sederhana dan bekal serta uang secukupnya. Hidup sederhana merupakan ciri khasnya.
2. begitu mereka sampai de sebuah negeri atau kampung yang hendak di da’wahi, mereka mengatur dirinya sendiri. Sebagian ada yang membersihkan tempat yangakan ditinggalinya dan sebagian lagikeluar mengunjungi kota, kampung, pasar dan warung-warung sambil berdzikir kepda Allah. Mereka mengajak orang-orang mendengarkan ceramah atau bayan ( menurut istilah Jama’ah ).
3. jika saat bayan tiba, mereka semua berkumpul untuk mendengarkannya. Setelah bayan selesai, para hadirin dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok dipimpin oleh seorang da’I dari jamaah. Kemudian para da’I tersebut mulai mengajari cara berwudlu, membaca fatihah, sholat atau membaca Al-Qur’an. Mereka membuat halaqah-halaqah seperti itu dan diulanginya berkali-kali dalam beberapa hari.
4. sebelum mereka meninggalkan tempat da’wah, masyarakat setempat diajak keluar bersama untuk mnyampaikan da’wah mereka selama satu sampai 3 hari atau sepekan, bahkan ada yang sampai satu bulan. Semua itu dilakukan sesuai dengan kemampuan masing-masing sebagai realitas firman Allah 


كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
“ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia”
(Ali Imron : 110)

5. mereka menolak undangan walimah ( kenduri ) yang dilkukan masyarakan setempat. Tujuannya agar tidak terganggu oleh masalah-masala diluat dakwah dan dzikir serta amal perbuatan mereka tulus kepada Allah.
6. dalam materi da’wah, mereka tidak memasukkan ide penghapusan kemungkaran, sebab, mereka meyakini bahwa sekarang ini masih berada dalam tahap pembentukan kondisi kehidupan islami, perbuatan mendobrak kemungkaran, selain sering menimbulkan kendala dalam perjalanan da’wah mereka, juga membuat orang lari.
7. mereka berkeyakinan, jika pribadi-pribadi telah diperbaiki satu persatu, mka secara otomatis kemungkaran akan hilang.
8. keluar, tabligh dan da’wah merupakan pendidikan praktis unutk menempa seorang da’I. sebab seorang da’I harus dapat menjadi qudwah dan harus konsisten dengan da’wahnya.

Mereka memandang taqlid kepda madzhab tertentu adalah wajib. Konsekwensinya mereka melarang ijtihad dengan alasan sekarang ini tidak ada ulama yang memenuhi syarat sebagai seorang mujtahid.
Dalam beberapa hal mereka terpengaruh oleh cara-cara sufisme yang tersebar di India. Karena itu mereka menerapkan praktek- praktek sufistik seperti berikut:
1. setiap pengikutnya diharuskan melakukan bai’at kepada syaikhnya. Barangsiapa meninggal, dan ditengkuknya tidak aa bai’at maka ia mati dalam keadaan jahiliyah. Sering bai’at kepda syaikh ini dilakukan ditempat umum dengan cara membeberkan selendang-selendang lebar yang saling terkait sambil mengumandangkan bai’at secara serentak. Bai’at semacam ini sering pula dilkikan dihadapan massa wanita.
2. sangat berlebihan dalam mencintai syaikh. Apalagi kepada Rasulullah  , mereka melakukan hal-hal yang diluar tatakrama yang harus diiltizami dalam menghormati Rasulullah .
3. menjadikan mimipi-mimpi menduduki kenyataan-kenyataan kebenaran sehingga mimpi- mimpi tersebut dijadikan landasan beberapa masalah yang mempengaruhi perjalanan da’wahnya.
4. meyakini tasawf sebagai jalan terdekat mewujudkan rasa manisnya iman di dalam kalbu.
5. senantiasa menyebut-nyebut nama tokoh-tokoh tasawuf seperti Abdul Qodir Jaulani ( lahir di jailan tahun 470 H ), Surahwardi, Abu Mansur Maturidi( wafat th 332 H) dan Jalaluddin al-Rumi( lahir th 604 H ) pengarang kitab Al-Matsani .

Metode dakwah mereka berpijak kepda tabligh dalam bentuk targhib ( memberi kabar gembira ) dan tarhib ( mengancam ) serta sentuhan –sentuhan emosi. Mereka telah berhasil menarik banyak orang ke pangkuan iman. Terutama orang-orang yang tenggelam dalam kelezatan da dosa. Orang –oran gtersebut di ubah ke dalam kehidupan penuh ibadah, dzikir dan baca Al-Quran.
Jamaah tabligh selalu menjauhi pembicaraan masalah politi. Bahkan anggota Jamaahnya dilarang keras terjun ke gelanggang politik. Setiap orang yang terjun ke politik mereka kecam. Barangkali inilah pokok perbedaan mendasar antara jamaah Tabligh dan jamaah Islamiyyah yang memandang perlu berkonfrontasi menentang musuh-musuh Islam di Anak benua tersebut.


BEBERAPA CATATAN DAN MANFAAT YANG DAPAT DI PEROLEH
Mereka memperluas diri secara horisontal- kuantitatif. Tetapi merek lemah dalam mencapai keunggulan kualitatif. Sebab mencapai keunggulan kualitatif memerluka pemeliharaan dan ketekunan yang berkesinambungan. Inilah yang tidak dimiliki jamaah Tabligh. Sebab, orang yang mereka da’qahi hari ini belum tentu akan mereka jumpai sekali lagi. Malah tidak jarang orang yang telah mereka da’wahi kembali lagi ke dalam kehidupan semula yang penuh gemerlapan dan kemewahan.
Orang –orang yang mereka da’wahi tidak didika dalam satu struktur organisasi yang rapi. Ikatan lebih dititik beratkan kepada semacam kontak antar pribadi dengan da’I yang berlandaskan saling pengertian dan cinta kasih.
Dalam kontek penegakan hukun islam dalam kehidupan nyata dan dalam menghadapi aliran-aliran berfikir yang telah mengarahkan segala potensi dan kemampuan untuk merusak dan memerangi Islam dan ummatnya, gerakan mereka sama sekali tidak memadai.
Pengaruh da’wahnya lebih membekas secara jelas kepada para pengurus masjid. Sedangkan kepada orang-orang yang sudah mmpunyai pemikiran dan ideologitertentu , hampir-hampir pengaruhnya tidak ada.
Dapat juga dikatakan bahwa mereka mengambil Islam sebagian dan meninggalkan sebagiannya. Memilih-milih hakikat Islam jelas bertentangn dengan watak Islam yang utuh.
AKAR PEMIKIRAN DAN SIFAT IDEOLOGINYA
Jamah Tabligh adalah jamaah islam yang sember utamanya adalah Qur’an dan Sunnah. Sedangkan tarekatnya Ahlussunnah Wal jama’ah. Jama’ah ini banyak dipengaruhi ajaran tasawuf dan threkat seperti threqat Jusytiyyah di India. Mereka mempunyai pandangan khusus terhadap tokoh-tokoh tasawuf dalam masalah pendidikan dan pengarahan.
Diantara mereka ada yang berkeyakinan bahwa pemikirannya di ambil dari jamaah Al-nour di Turki.

PENYEBARAN DAN KAWASAN PENGARUHNYA
Pertama kali muncul di India kemudian tersebar ke Pakistan dan Banglades, negara- negara arab dan ke seluruh dunia Islam. Jamaah ini mempunyai banyak pengikut di Suriah, Yordania , Palestiana, Libanon, mesir, Sudan, Iraq, dan Hijaz.
Da’wah mereka telah tersebar di sebagian besar negara- negara Eropa, Amerika, Asia, dan Afrika. Mereka memiliki semangat dan daya juang tinggi serta tidak mengenal lelah dalam berda’wah di Eropa dan Amerika.
Pimpinan pusatnya bekantor di nizhmuddin, Delhi. Dari sinilah semua urusan da’wah internasionalnya diatur.
Dana kegiatannya depercayakan kepada para da’I sendiri. Ada pula dana yang dikumpulkan secara terpisah-pisah, tidak terorganisasi, dari beberapa donatur langsung, atau dengan cara mengirim da’I atas biaya donatur tersebut.



dikutip dari buku :
GERAKAN KEAGAMAAN DAN PEMIKIRAN, WAMY, Al- I’tishom,




No comments:

Post a Comment

La tansa