Friday, September 25, 2009

HANYA AZAM YANG MENYELURUH

Sesungguhnya azam yang kami harapkan muncul dari kalian adalah azam yang menyeluruh, azam dalam ilmu dan amal, azam dalam dakwah dan jihad, azam dalam iman dan yakin, azam dalam sabar dan ridla, azam dalam hisbah dan perbaikan diri dan memberi petunjuk kepada semua makhluk.
Kami tidak mengharapkan azam yang Cuma sepotong, sebatas satu bidang tertentu saja. Kami menginginkan orang-orang yang memiliki himmah yang tinggi dalam berbagai medan amal islami, bukan satu bidang saja. Kami hanya menginginkan azam yang utuh dan menyeluruh.


Tentang ini, kami tidak mendapati kalimat yang lebih baik dari pada kalimat Ibnu Qoyyim dalam kitab beliau Thariqul Hijratain wa babus Sa’datain, “ diantara mereka ada orang yang melewati semua celah, berjalan menuju Allah dari berbagai lembah, dan sampai ke sana dari berbagai jalan. Orang ini menjadi tanggung jawab ubudiyyah sebagai kiblat gerakan hati dan sasaran pandangan matanya. Ia menjadi makmum dan berjalan di belakang ubudiyyahnya, ke mana pun ia pergi. Ia memiliki saham di semua bagian, di mana ada ubudiyyah disana dia ada. Dalam ilmu, anda akan mendapatinya bersama ahlinya. Dalam jihad anda akan menemuinya di shaf para mujahid. Dalam shalat anda akan menjumpainya bersama orang-orang yang khusu’. Dalam dzikir anda akan menyaksikannya dan manfaat anda akan melihatnya bersama orang-orang yang penuh kebajikan. Ia benar-benar memegang erat ubudiyyah itu adanya. Ia menghadap kepadanya dimanapun bagian-bagian ubudiyyah itu berada. Jika ada yang bertanya, amal jenis apakah yang kamu inginkan? Ia akan menjwab, aku ingin menunaikan perintah-perintah Rabbku, bagaimana pun dan dimana pun. Aku ningin apapun tuntutannya. Aku ingin entah hanya ingin menunaikannya, melaksanakannya, dan mawas diri di dalamnya, melaksanakannya. Aku ingin menghadapkan ruh, kalbu dan badanku. Aku ingin menyerahkan perniagaanku kepada-Nya demi menunggu harga yang akan di bayarkan,

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ

“ Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. ( QS. At-Taubah:111)


DIEN ITU NASEHAT

Demikian Rasulullah berpepesan untuk kita, dan inilah yang melatar belakangi tulisan kami dalam blog ini, kami menulis ini bukan karena tidak ada pekerjaan, dan bukan pula karena ada yang mau membacanya. Kami menulis karena kami merasa ada nasehat yang harus kami sampaikan kepada ikhwan, para aktivis sebagai satu bentuk partisipasi kami dalam perjalanan yang diberkati ini. Perjalanan untuk menegakkan dien dan meninggikan panji-panji-Nya.


Kami sebagaimana dikatakan oleh sahabat yang mulia, Abdullah bin Rawahah: “kita tidak memerangi manusia dengan bilangan, kekuatan dan jumlah kita. Kita hanya memerangi mereka karena dien ini. Dien yang Allah memuliakan kita dengannya.”

Oleh karena itu, lazim bagi kita untuk berpegang teguh kepada dien ini melebihi seorang muqotil/ orang yang berperang yang memegang erat senjatanya di tengah kecamuk pertempuran. Sebab muqotil, kapan pun ia mengendorkan pegangannya, sirnalah harapannya untuk mendapatkan kemenangan, bahkan sirna pulalah segala asanya untuk tetap hidup. Demikian pula halnya dengan ahluddin, kapan pun mereka lengah di dalam diennya –meski sesaat- semua citanya untuk mencapai kemenangan akan lenyap.

Sesungguhnya Allah hanya menolong orang-orang yang taat, ikhlas, berpegang teguh dan bertawakkal kepada-Nya. Allah berfirman:

وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ

“ Dan sesungguhnya Allah benar-benar akan menolong orang-orang yang menolong (dien)-Nya.”( Al-Hajj:40)

Maka barang siapa tidak menolong Rabbnya Dia pun tidak akan menolongnya. Barang siapa bermaksiat kepada-Nya, Dia akan meninggalkannya , dan membiarkannya bersama musuh-musuhnya.

Allah Mahatau lagi Maha bijaksana…Allah Maha tahu, artinya tidak ada sesuatu pun dari urusan kita yang tersembunya bagi-Nya. Dia Maha tahu akan batin dan niat kita seperti halnya Dia Mahatahu aka lahir dan amal kita. Dia maha bijaksana, artinya Dia akan selalu menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Dia tidak akan memberikan anugrah berupa penjagaan dan pertolongan kepada siapa yang tidak berhak mendapatkannya…dan orang yang tidak berhak atas anugrah ini, sugguh tiada bagian untuknya selain keterpurukan…. Na’udzubillah , kita memohon perlindungan kepada Allah dari kehinaan di hadapan-Nya.

Nafsu terus memberontak, setan terus menggoda, dunia terus berhiasi dan hawa sering sekali memenangkan pertempuran.
Mereka semua telah hadir. Mereka ingin menghalangi antara seorang hamba dengan kemenangan dan kejayaannya di dunia dan di akhirat.
Mereka berempat benar-benar musuh utama kita. Juka kita mampu menguasainya (nafsu, setan, dunia, dan hawa) niscaya akan lebih mudah bagi kita untuk menguasai musuh-musuh kita dari kalangan manusia.

Sebaliknya jika kita dikuasai oleh keempatnya, sungguh antara kita dan musuh-musuh kita tiada lagi bedanya, sama-sama bermaksiat kepada Allah..sementara mereka masih memiliki sesuatu yang lain, kekuatan yang lebih daripada yang kita miliki…dan jika sudah demikian, kita akan kalah menghadapi mereka

Wahai saudaraku, yang kami inginkan hanyalah menunjukkan yang baik.. untuk menutup satu celah yang kami lihat..atau menambahkan yang kurang..atau menunjukkan yang makruf.

Peran kami adalah berkata-kata dan memberi nasehat.
Celah tidak akan pernah tertutup, kekurangan tidak akan pernah hilang, dan yang makruf tidak akan pernah terwujud…..kecuali dengan amal.

Disinilah peranmu wahai saudaraku, peran kita semua. Tentu saja kata- kata bukan sekedar untuk diucapkan, tetapi untuk dipahami dan diamalkan.

La tansa