Wednesday, July 29, 2009

JIHAD UNTUK BERDAKWAH

Tiga Tahun Dakwah Secara Sembunyi-Sembunyi

Sebagiamana yang sudah diketahui, Makkah merupakan sentral agama bangsa Arab, di sana ada peribadatan terhadap Ka’bah dan penyembahan terhadap berhala dan patung-patung yang disucikan seluruh bangsa Arab. Cita-cita untuk memperbaiki keadaan mereka tentu bertambah sulit dan berat jika orang yang hendak mengadakan perbaikan jauh dari lingkungan mereka . hal ini membutuhkan kemapuan keras yang tidak bisa diguncang musibah dan kesulitan. Maka dalam mengadapi kondisi seperti ini, tindakan yang paling bijaksanan adalah tidak kaget karena tiba-tiba menghadapi sesuatu yang menggusarkan mereka.



Kawanan Pertama
Sangat lumrah jika Rasulullah  menampakkan Islam pada awal mulanya kepada orang yang paling dekat dengan beliau, anggota keluarganya dan sahabat-sahabat karib beliau, beliau menyeru mereka kepada Islam, juga menyeru siapa pun yang dirasa memiliki kebaikan, yang sudah beliau kenal secara baik dan mereka pun mengenal beliau secara baik, yaitu mereka yang memang diketahui mencintai kebaikan dan kebenaran, mengenal kejujuran dan kelurusan beliau, maka mereka yang diseru ini langsung memenuhi seruan beliau, karena mereka sama sekali tidak menyangsikan keagungan diri beliau dan kejujuran pengabaran yang beliau sampaikan. Dalam tarikh Islam, mereka dikenal dengan sebutan As-Sabiqunal Awwalun ( yang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam). Mereka adalah istri beliau, Ummul Mukminin Khodijah binti Khuwailid, pembantu beliau Zaid bin Haritsah bin Syurabil al-Kalby, anak paman beliau Ali bin Abi tholib, yang saat itu yang saat itu masih berumur delapan tahun dan hidup dalam asuhan beliau dan sahabat karib beliau, Abu Bakar ash-shidiq. Mereka ini masuk Islam pada hari pertama di mulianya dakwah.
Abu Bakar sangat bersemangat dalam berdakwah kepada Islam. Dia adalah seorang laki-laki yang lemah lembut, pengasih dan ramah, memiliki akhlak yang mulia dan terkenal. Kaumnya suka mendatangi Abu Bakar dan menyenagingya, kearena dia dikenal sebagai orang yang memiliki pengetahuan dan sukses dalam berdagang serta baik pergaulannya dengan orang lain. Meka dia menyeru orang-orang dari kaumnya yang biasa duduk- duduk bersamanya dan yang dapat dipercayainya. Berkat seruannya, ada beberapa orang yang masuk Islam, yaitu Ustman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrohman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqos dan Tholhah bin Ubaidillah, Bilal bin Robbah dan masih banyak lagi. Mereka ini juga disebut Assabiqunal Awwalun yang semuanya berasal dari kabilah Quraisy. Ibnu Hisyam menghitung jumlah mereka lebih dari empat puluh orang. Namun siapa-siapa yang selain disebutkan diatas perlu diteliti lagi.
Ibnu Ishaq mengatakan: “setelah itu banyak orang yang masuk Islam baik laki-laki maupun wanita , sehingga nama Islam menyebar diseluruh Makkah dan banyak yang membicarakannya.
Mereka masuk Islam secara sembunyai-sembunyi. Rasulullah  menemui mereka dan mengajarkan agaman secara kucing-kucingan. Sebab, dakwah saat itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan. Wahyu diturunkan sedikit demi sedikit lalu berhenti setelah turunnya awal surat al-Muddatsir. Ayat-ayat dan potongan surat yang turun saat itu berupa ayat-ayat pendek, dengan penggalan- penggalan kata yang indah menawan dan sentuhan lembut, sesuai dengan iklim yang juga lembut pada saat itu, berisi sanjungan mensucikan jiwa dan celaan mengotorinya degan kedustaan. Berisi cirri-ciri surga dan neraka, yang seakan-akan keduanya ditampakkan didepan mata, membawa orang mukmin di dunia lain tidak seperti dunia yang ada paa saat itu.

Shalat
Di dalam wahyu yang turun pertama-tama turun adalah perintah shalat. Muqotil bin Sulaiman berkata: “Allah  mewajibkan shalat dua rakaat pada pagi hari dan dua rakaat pada petang hari pada awal Islam, yang didasarkan pada firman Allah :

وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالإبْكَارِ
“Dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.”
( Q.S. Al-Mukmin: 55 )

Ibnu Hajar menuturkan, sebelum isra’ Nabi  sudah pernah shalat, begitu pula para shahabat. Tetapi terdapat perbedan pendapat, adakah shalat yang diwajibkan sebelum ada kewajiban shalat lima waktu ataukah tidak? Ada yang berpendapat, yang diwajibkan pada masa itu adalah shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam matahari.
Al-Harits bin Usamah meriwayatkan dari jalan Ibnu Luhai’ah secara mausul dari Zaid bin Harits, bahwa pada awal- awal turunnya, Jibril  mendatangi Rasulullah  dan mengajarkan wudlu kepada beliau. Seusai wudlu, beliau mengambil seciduk air lalu memercikan ke kemaluan. Ibnu Hajar juga meriwayatkan hal ini dengan makna yang serupa. Juga diriwayatkan dari Al-Barra’ bin Azib dan Ibnu Abbas di hadits Ibnu Abbas, dan hal itu termasuk kewajiban yang pertama diturunkan.
Ibnu hisyam menyebutkan, bahwa beliau jika tiba waktu shalat, Nabi  dan para sahabat pergi ke tempat yang terpencil lalu secara sembunyi-sembunyi mengerjakan shalat, agar tidak dilihat kaumnya. Suatu kali Abu Thalib melihat Nabi  mengerjakan shalat bersama Ali. Maka Abu Thalib menanyakan shalat itu. Setelah mendapatkan penjelasan yang cukup memuaskan Abu Thalib menyuruh beliau dan Ali agar menguatkan hati.


Orang-Orang Quraisy Mendengar Kabar Secara Global
Setelah melibat beberapa kejadian disana-sini, ternyata dakwah Islam sudah didengar orang-orang Quraisy pada tahapan ini, sekalipun dakwah itu masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan. Namun mereka tidak ambil peduli.
Muhammad Al-Ghazali menuturkan, kabar tentang dakwah Islam ini sudah mulai menyebar dikalangan orang-orang Quraisy, namun mereka tidak ambil peduli. Sebab mereka mengira bahwa Muhammad hanya salah seorang diantara mereka yang peduli terhadap urusan agama, yang suka berbicara tentang masalah ketuhanan dan hak-haknya, seperti dilakukan Umayyah bin Ash-shallat, Qus bin sa’idah, Amr bin Naufal dan orang –orang yang lain. Tapi lama kelamaan ada pula perasaan khawatir yang mulai menghantui mereka karena pengaruh tindakan beliau. Oleh karena itu mereka mulai menaruh perhatian terhadap dakwah beliau.
Selama tiga tahun dakwah masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan. Selama jangka waktu ini telah terbentuk sekelompok orang-orang mukmin yang senantiasa menguatkan hubungan persaudaraan dan saling bahu- membahu. Penyampaian dakwah terus dilakukan, hingga turun wahyu yang mengharuskan Rasulullah  menampakkan dakwah kepada kaumnya, menjelaskan kebatilan mereka dan menyerang berhala-berhala sesembahan mereka.

No comments:

Post a Comment

La tansa