Thursday, February 4, 2010

MENGHARAP AMPUNAN ILAHI

Taubat merupakan keharusan bagi seorang mukmin untuk melaksanakannya karena tidak ada manusai yang maksum, luput dari kesalahan. Rasulullah  yang sudah dijamin oleh Allah SWT. masuk jannah, beliau setiap harinya melaksanakan istighfar minimal 80- 100 kali, sebuah kata yang mengharapkan akan ampunan dan belaskasihan dari Allah SWT.
Terlebih kita sebagai ummat beliau yang belum ada jaminan apa-apa, harus meneladani apa yang beliau laksanakan, memang manusia pasti melaksanakan kesalahan, baik disengaja ataupun tidak disengaja,entah itu kesalahan berupa pelanggaran atas syariat yang telah Allah tetapkan kepada orang –orang yang beriman ataupun kesalahan-kesalahan yang hubunganya kepada sesama manusia, akan tetapi sebaik-baik orang yang melaksanakan kesalahan adalah orang yang bertaubat, sebagaimana disebutkan dalam hadits:
عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“ dari Anas SWT. berkata: Rasulullah SAW. bersabda: Setiap bani adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah orang yang bertaubat.”( HR.Ibnu Majah
Secara istilah taubat adalah kembalinya seorang hamba dari jalan yang salah menuju jalan yang benar.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ
“Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai”
( QS.At-Tahrim:8)
Para ulama memberikan persyaratan- persyaratan dalam bertaubat agar taubatnya diterima oleh Allah SWT, ataupun dalam kata lain taubatan nashuha. Dan para ulama membedakan taubatnya seorang hamba yang melaksanakan kesalahan yang hubungannya hanya kepada Allah saja serta kesalahan- kesalahan yang hubungannya dengan sesama manusia.
Adapun syarat-syarat taubat dari kesalahan yang hubungannya dengan Allah ada tiga syarat:
1. Meninggalkan maksiat
Syarat pertama ini akan terwujud dengan sikap tegas kita dalam berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mengulangi kesalahan atau dosa yang kita perbuat. Jika masih memberikan toleransi atau peluang kemaksiatan itu berarti sikap mendua yang pada akhirnya akan memberikan jalan bagi syetan untuk kesekian kalinya menjerumuskan kita kedalam lembah kemaksiatan, dan juga karena kalau orang yang bertaubat tidak disertai dengan meninggalkan maksiat sama saja dia berbohong. Fudhail bin iyad berkata: istighfar yang tidak disertai penghentian dari berbuat dosa adalah seperti taubatnya pendusta.”
Dalam hal ini lingkungan dan juga teman bergaul sangat memberikan peran penting dalam mencapai keberhasilan seseorang untuk bertaubat kepada-Nya. Selain itu berhenti dari kesalahan akan terwujud dengan menghilangkan kesombingan di dalam hati, tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT. dan tidak berprasangka buruk kepada-Nya.

2. Menyesal atas perbuatan maksiat yang telah ia lakukan.
Jalan taubat harus dibarengi dengan penyesalan atas kesalahan dan dosa yang telah diperbuat, baik dengan lisan ataupun dengan hati, Alah telah berfirman:

قَالا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Keduanya berkata: "Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".(QS. Al-A’raf:23)

Kemudian tidak menunda-nunda taubat adalah salah satu bentuk dari aplikasi penyesalan atas kesalahan dan dosa yang telah diperbuat, disamping menyadari madzarat atas kesalahan dan dosanya. Memang kalau setiap manusia menyadari akan dampak negative dari perbuatan dosa, pastilah mereka tidak akan mau melaksanakan kesalahan. Maka alangkah bodohnya seseoarang yang jatuh ke dalam kubang kemaksiatan yang sama untuk kedau kalinya

3. Bertekad untuk tidak kembali kepada maksiat yang telah ia lakukan dan maksiat-maksiat yang lain.
Azam yang kuat inilah diantara cirri-ciriyang terdapat pada seseoarang yang bersungguh-sungguh untuk kembali ke jalan-Nya, sehingga ia akan senantiasa terjaga untu jatuh kembalipada kesalahan dan dosa. Selain itu seseorang yang berazam demikian harus berusaha semampunya untuk memelihara dirinya dengan berbagai amal sholih, berhati-hati dan menjauhi berbagai macam syubhat serta menganjurkan kebaikan dan senantiasa mencegah dari kemungkaran kepada orang lain.
Yap, tiga syarat inilah yang harus dimiliki oleh orang yang ingin taubatnya diterima oleh Allah SWT, apabila salah satu dari tiga syarat diatas tidak terpenihi maka taubatnya tidak sah.
Adapun syarat-syarat taubat dari kesalahan yang hubungannya dengan sesama manusia adalah tiga persyaratan diatas dengan ditambah satu syarat yaitu :
4. Dia harus membebaskan diri dari hak orang lain. Syarat ini apabila kesalahan dan dosa yang dilakukan menyangkut hak dan kehormatan orang lain, selain tiga syarat diatas kita juga harus cepat menyelesaikannya.
Apabila dia telah mengambil hak orang lain, ia harus mengembalikannya, apabila ai merendahkan orang lain ia harus meminta maaf kepadanya, bahkan orang yang menggibah saudaranya sekalipun menurut sebagain ulama dia harus meminta kehalalan atas ghibah yang ia lakukan terhadapnya.


Syarat ini apabila kesalahan dan dosa yang dilakukan menyangkut hak dan kehormatan orang lain. Selain tiga diatas, kita juga harus lekas diselesaikan. Apa bila kita telah mengambil barang orang lain, ia harus mengembalikan. Apabila ia telah merendahkan dan menghina kehormatannya ia harus meminta maaf
Rasululloh bersabda :
“Barangsiapa yang merusak nama baik atau harta benda orang lain, maka mintalah maaf kepadanya sekarang, sebelum dating hari dimana tidak berlaku lagi mata uang. Kalau ia punya amal kebaikan, maka sebagian amal baiknya tadi akan diambil sesuai dengan kadar aniaya yang telah dilakukan. Kalau ia tak punya amal baik, maka dosa orang lain yang didzalimi tadi akan diambil dan ditambahkan kepadanya” (HR. Bukhari)


No comments:

Post a Comment

La tansa