Sunday, June 28, 2009

FADLILAH PUASA SUNNAH

I. Pendahuluan
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan karunia kepada manusia seluruhnya dan juga memberikan keimanan kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Yang telah menyampaikan amanah dari Alloh untuk menyampaikan risalah kepada manusia dan berkat perjuangan beliaulah agama Islam tersebar di seantero jagat raya ini, dan juga kepada para shahabat beliau serta kepada ummat Nabi Muhammad . Yang senantiasa miniti jalan yang beliau tempuh.
Dalam kitab mukhtashor yang disusun oleh Ibnu Qudamah yang merupakan ringkasan kitab Minhajul Qosidin karangan Imam Jamaluddin Ibnu Jauzy terdapat beberapa bagian yang mana bagian pertama merupakan pembahasan tentang Ibadah. Pada bagian pertama ini imam Ibnu Qudamah memaparkan beberapa sub pembahasan, diantaranya adalah:
- Ilmu dan Fadlilahya
- Thoharoh dan rahasia-rahasianya serta kitab sholat
- Sholat dan rahasia-rahasianya
- Puasa dan rahasianya
- Haji dan rahasia-rahsianya
- Adab- adab terhadap Al-Quran
- Dzikir dan do’a- do’a

Dalam masing-masing sub pembahasan tersebut masing banyak juga judul-judul yang merupakan keterangan dari pembahasan-pembahasan yang lebih rinci, dan mayoraitas dalam pembahsan tersebut menyebutkan tentang fadilah dari suatu ibadah dengan mencantumkan dalil- dalil dari Al-Qur’an , hadits yang shohih dan kuat serta dari Qoul para salaf yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Karena dalam kitab Minhajul Qosidin yang ditulis oleh Imam Jamaluddin ibnu Jauzi adalah kitab yang salah satu tujuan penulisan beliau adalah untuk mengarahkan orang- orang yang Zuhud dan meninggalkan dunia guna bertaqorrub kepada Alloh tetapi mereka berlandaskan kepada hadits- hadits yang dloif ataupun bahkan palsu kepada ibadah yang berdasarkan sunnah. Salah satu kitab yang beliau sebutkan yang menjadi pemacu orang-orang yang mukhlis untuk bertaqorrub itu adalah “Ihya’ Ulumuddin”.
Dan dalam karya tulis ini penulis akan memaparkan tentang fadlilah puasa Sunnah yang merupakan penjabaran kutipan dari kitab mukhtasor Minhajul Qosidin pada sub pembahsan puasa dan rahasia-rahasianya , karena penulis melihat bahwa puasa adalah amalan yang sangat mulia disisi Alloh, bahkan salah satu amalan yang tidak diketahui pahalanya kecuali hanya Alloh. Akan tetapi penulis sering mendapatkan dari umat muslim yang mengamalkan puasa-puasa sunnah tersebut tanpa mengetahui lebih jelas tentang kutaman puasa yang sedang dia amalkan. Maka alangkah senangnya seorang muslim mengamalkan suatu amalan dengan berdasarkan dengan dalil- dalil yang akurat, tidak berdasarkan taklid buta yang akhirnya akan futur ataupun tidak istiqomah dalam menjalankannya dikarenakan kurangnya pemahaman dia dalam beramal dan bahkan bisa jadi amalan yang dia lakukan akan memberikan madlorot kepada pelakunya. Lantas apa yang memberikan kepada mereka kefahaman dalam beramal berdasarkan dalil-dalil yang akurat ?
Maka dari lembaran ini penulis mencoba memaparkan tentang fadlilah puasa sunnah dengan mencantumkan dalil- dalil dari Al-quran ataupun As-sunnah serta qoul para salaf yang insya Alloh dapat dipertangung jawabkan keshohihannya.
II. Landasan Masalah
A. Definisi
1. Secara bahasa
Puasa adalah arti dari kata صام- يصوم asali katanya صوم yang memiliki arti menahan
2. Secara istilah : Menahan diri dari makan dan minum serta jima’ dan segala sesuatu yang dapat membatalakan puasa mulai dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari dengan berniat ibadah kepada Allah.

B. Masyruiyyah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
( Q.S. Al- Baqoraoh: 183)

عن بن عباس انه قال: أن النبي  كان يصوم حتي نقول لا يفطر ويفطر حتي نقول لا يصوم.
Dari Ibnu Abbas bahwa dia berkata: “Bahwa Rasulullah senantiasa berpuasa sehingga kami katakana beliau tidak pernah makan , dan beliau makan sehingga kami katakan beliau tidak pernah berpuasa.”

Dalam ayat diatas adalah ayat yang menyebutkan tentang kewajiban puasa, yakni dibulan Ramadlan. Sedang dalam hadits diatas menunjukkan juga bahwa Rasulullah tidak pernah kosong dari hari puasa dalam satu bulan, dan juga Rasulullah tidak pernah puasa satu bulan penuh kecuali hanya puasa Ramadlan. Tentu saja puasa yang dilakukan oleh Rosulullah yang hukumnya sunnah disana banyak mengandung hikmah serta fadlilah-fadlilah dari puasa tersebut, mungkin dari keutamaan hari tersebut atau dari fadlilah itu sendiri.
C. Fadlilah Puasa Secara Umum
Puasa adalah ibadah yang agung yang mesti dilakukan oleh seorang yang mengaku beriman kepada Alloh , dan puasa merupakan ibadah yang istimewa yang pahalanya tidak terbatas dengan jumlah tertentu dan hanya Alloh  yang mengetahuinya.
Dan puasa memiliki banyak sekali keutamaan, diantaranya adalah :
 Alloh  akan memasukkan orang yang sering berpuasa kedalam Jannah dari pintu yang tidak dimasuki kecuali hanyalah orang yang berpuasa.
Sebagiamana dalam hadits Rasulullah
عن سهل عن النبي قال : ان في الجنة بابا يقال له الريان يدخل منه الصائمون يوم القيامة لا يدخل
منه احد غيرهم . يقال : اين الصائمون؟ فيقومون . لا يدخل منه احد غيره. فاذا دخلوا اغلق فلم يدخل
منه احد.
Dari Sahl . mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda, "Sesungguhnya di dalam surga terdapat (delapan pintu. Di sana 4/88) ada pintu yang disebut Rayyan, yang besok pada hari kiamat akan dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa. Tidak seorang selain mereka yang masuk lewat pintu itu. Dikatakan, 'Dimanakah orang-orang yang berpuasa?' Lalu mereka berdiri, tidak ada seorang pun selain mereka yang masuk darinya. Apabila mereka telah masuk, maka pintu itu ditutup. Sehingga, tidak ada seorang pun yang masuk darinya."
Imam Qurtuby mengatakan tentang hadits diatas: Cukup tepat dalam hadits tersebut disebutkan dengan Rayyan yang memiliki arti syab’, dan itulah yang amat dirindukan bagi orang yang sedang puasa.
Maka jika orang memahami maksud hadits tersebut dia akan lebih termotifasi dengan adanya pengkhususan bagi orang yang puasa akan dimasukkan kedalam surga yang dikhususkan bagi orang yang sering melaksanakan puasa.
 Puasa adalah perisai. Maksudnya adalah pelindung yang akan menjaga dan melindungi orang yang berpuasa dari perbuatan kesia-siaan dan kotor terlebih lagi perbuatan maksiat. Disamping itu juga akan menjaganya dari api neraka. Sebagaimana Sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori:
عن ابي هريرة قال أن النبي قال : الصيا م جنة , فلا يرفث ولا يجهل. وإن امرأ قاتله او شاتمه فليقل :
إني صائم.والذي نفسي بيده لخلوف فم الصائم اطيب عندالله من ريح المسك يترك طعامه وشرابه وشهوته
من اجلي. الصيام لي وأنا اجزى به والحسنة بعشر امثالها
Dari Abi Huroiroh dia berkata:” Bahwa Nabi  pernah bersabda:” Puasa adalah perisai, maka janganlah berbuat kekejian dan kebodohan, jika seseorang mendloliminya atau mencelanya hendaklah dia mengatakan : saya sedang puasa. Demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya sungguh bau mulut orang yang puasa itu lebih wangi disisi Alloh dari pada bau misk, dia meninggalkan makannya, minumnya dan syahwatnya karena Aku, aku akan membalasnya sendiri , dan satu kebaikan dilipat gandakan dengan sepuluh semisalnya.”

Ibnu A’robi mengatakan : Puasa adalah perisai dari api neraka, karena dia menahan syahwatnya, sedang neraka itu dipenuhi dengan syahwat . maksudnya jika seseorng menahan dirinya dari syahwatnya didunia maka dia akan dihindarkan dari neraka diakhirat nanti.
Dan juga dalam hadits diatas memberikan makna juga bahwa puasa adalah amalan yang pahalanya tidak tau pahalanya kecuali hanya Allah saja dan Alloh sendiri yang akan memberikan ganjarannya. Karena puasa adalah amalan yang tidak bisa dilihat oleh manusia secara dlohir dia adalah amalan hati yang mengetahui hanya Allah dia hanya Alloh yang akan memberikan balasannya, tidak seperti amalan yang lain seperti sholat, zakat, amar ma’ruf ataupun yang semisalnya. Maka disebutkan dalam hadits mursal:
ليس في الصائم رياء
“ Tidak ada riya’ dalam puasa”
Karena amalan itu semuanya dengan anggota badan kecuali hanya puasa, dia adalah amalan hati yang tidak dilihat oleh manusia.
Imam Qurtuby berkata: Maksud Allah akan membalasnya sendiri adalah bahwa semua amalan Alloh sudah memberitahukan kepada manusia ganjarannya, yaitu dia akan dilipat gandakan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali, tetapi kalau puasa Allah akan membalasnya dengan tanpa batas ketentuan.
Adapun sebab pengkhususan Allah dalam memberikan balasan adalah karena dua hal berikut:
1. Karena seluruh amalan hamba itu nampak dihadapan manusia yaitu dilakukan dengan anggota badan. Sedang puasa adalah amalan yang tersembunyi yang diketahui oleh pelakunya dan Rabbnya, dia mengamalkannya dengan ikhlas karena mengharap pahala dari Allah.
2. sebagai cara untuk menundukkan musuh Alloh . Karena saran yang dipergunakan musuh adalah syahwat. Syahwat bisa menjadi kuat karena makanan dan minuman. Selagi lahan syahwat tetap subur, maka stan bisa bebas berkeliaran ditempat gembalaan yang subur itu. Tapi jika syahwat ditinggalkan, maka jalan ke sana juga mnjadi sempit.

 Puasa akan meningkatkan kesehatan meningkatkan fisik, psikis,social dan Spiritual. Para ahli medis menyebutkan bahwa puasa bisa menyebabkan badan kita sehat. Karena ketika tubuh tidak dimasuki makanan lagi, dia akan memproses zat kimia yang berasal dari asam lemak ke dalam sistem metabolisme tubuh yang kemudian dikeluarkan melalui organ-organ pembuangan. Itu berarti mengubah simpanan lemak manjadi energi. Selain itu puasa juga mampu mengeluarkan racun pada tubuh melalui kolon, ginjal, paru-paru, kelenjar limpa, dan kulit.
Perlu diketahui juga bahwa kebiasaan makan yang salah dan tanpa aturan akan menyebabkan terjadinya berbagai macam penyakit. Seperti tekanan darah tinggi, penyempitan pembuluh darah otak, penyakit jantung koroner, dan lainnya. Oleh Karena itu orang yang banyak puasa akan terhindar dari berbagai penyakit.
Kalau ditinjau secara kejiwaan, puasa merupakan usaha melatih diri untuk menjadi lebih tenang dan sabar, serta lebih mampu untuk mengihindari berbagai konflik dengan orang lain. Hasil dari latihan yang terus menerus selama sebulan setiap tahun atau lebih dari itu tentu akan berujung pada kemampuan kita untuk mengendalikan nafsu dan membuat jiwa kita menjadi lebih sehat.
Diatas adalah beberapa pemaparan tentang fadlilah puasa secara umum dan masing banyak lagi hadits-hadits yang menyebutkan tentang fadlilah puasa secara umum , dan untuk lebih lanjutnya akan kami paparkan tentang fadlilah- fadlilah sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah  kepada ummatnya.
III. Pembahasan Masalah
Fadlilah- Fadlilah Puasa Sunnah:
1. Puasa Arofah
عن ابي قتادة  قال : قال رسول الله  : صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية و مستقبلة. و صوم يوم
عاشوراء يكفر سنة ماضية.)رواه الجماعة الا البخارى و الترمذى(
Dari Abu qotadah  berkata: Rasulullah telah bersabda :” Puasa Arofah menghapuskan dosa dua tahun, satu tahun yang telah lewat dan satu tahun yang akan datang. Dan puasa ‘asyura menghapuskan dosa satu tahun yang telah lewat.”
Hari Arofah adalah hari yang sangat agung, padahari itu Alloh menghapuskan pahala orang- orang yang haji yang sedang wuquf di Arofah tempat wukufnya para Nabi dan para Rasul. Maka termasuk dari Rahmat Alloh yang diberikan kepada ummat Nabi Muhammad ini untuk memuliakan hari tersebut dengan memberikan sunnah puasa pada hari tersebut, dan juga merasakan kehormatan sebagaimana orang-orang yang haji melaksanakan kethoatan kepada Alloh, maka orang yang melaksanakan puasa tersebut dengan mengharapkan ampunan dari Alloh maka Alloh akan menghapuskan dosa-dosanya selama dua tahun, dosa satu tahun yang telah lewat dan dan dosa-dosa satu tahun yang akan datang, selagi dia tidak melaksanakan dosa- dosa besar serta bukan dosa-dosa yang ada hubungannya dengan orang lain, karena kalau dosa-dosa besar itu akan ampuni dengan bertaubat sedang dosa-dosa yang ada hubungannya dengan manusia maka dia harus meminta kehalalannya dari orang yang telah ia dlolimi.
2. Puasa Asyuro
Dalam sejarah deceritakan ketika nabi  berada di Madinah pada tahun kedua setelah hijrah Rasulullah mendapati orang-orang yahudi berpuasa, lalu beliau bertanya kepada para shahabat tentang hari puasa mereka, lalu para shahabat menjawab: hari itu adalah hari dimana Nabi Musa diselamatkan dari kejaran fir’aun dan bala tentaranya, serta ditenggelamkannya fir’aun dan bala tentaranya di laut merah, kemudian Nabi Musa berpuasa pada tanggal tersebut sebagai bentuk kesyukuran beliau kepada Allah. Maka beliau bersabda:
نحن احق بموسى منكم
“ Kami lebih berhaq ( mengikuti musa) dari pada kalian( orang-orang yahudi).”
Lalu Rasulullah  berpuasa dan memerintahkan para shahabat untuk melaksanakan puasa sebagai pengagungan untuk hari itu, dan juga sebagai bentuk tauladan kepada Nabi Musa, terlebih kalau kita melihat kaidah:” syariat sebelum kami( diutusnya nabi Muhammad) merupakan syariat kami selagi tidak menyelisihi syariat kami.”
Menurut madzhab Hanafiyah, puasa hari Asyura ini merupakan puasa yang diwajibkan kepada ummat Nabi Muhammad sebelum turunnya kewajiban puasa Ramadlan, dan setelah turun ayat yang mewajibkan untuk puasa Ramadlan maka puasa Asyura menjadi sunnah hukumnya.
عن عائشة  قالت: ان قريشا كنت تصوم يوم عاشوراء في الجاهلية, ثم امر رسول الله بصيامه حتى
فرض رمضان, و قال رسول الله  من شاء فليصمه ومن شاء افطره ( رواه البخارى)
Dari Aisyah berkata:” Orang-orang Qurasy berpuasa pada hari asyura di masa jahiliyyah, kemudian Rasulullah memerintahkan untuk berpuasa sampai turun kewajiban untuk puasa Ramadlan. Lalu Rasulullah bersabda: Barang siapa yang berkehendak silahkan berpuasa dan barang siapa yang berkehendak silahkan tidak berpuasa.( H.R. Bukhori)
Adapun fadlilah puasa pada hari itu adalah:
عن جابر بن عبد الله  : ان رسول الله  قال : من وسع على تفسه و اهله يوم عاشوراء. وسع الله عليه
سائر سنته. ( رواه البيهقي في الشب وابن عبد البر )
Dari Jabir bin Abdillah  : Bahwa Rasulullah  bersabda : Barang siapa meluangkan dirinya dan keluarganya untuk puasa ‘asyura, maka Alloh akan meluangkan seluruh waktunya. “ ( H.R. Baihaqi dan Ibnu Abdil Bar )
Hadits ini mempunyai rawi- rowi yang banyak dan semuanya dloif, tetapi kalau semuanya digabungkan maka akan menjadi kuat
عن ابي قتادة الانصارى  : ان رسول الله  سئل عن صوم يوم عرفة. ففال : يكفر السنتين الماضية و
اللبا قية . وسئل عن يوم عا شوراء . فقال: يكفر السنة الماضية ........(رواه مسلم )
Dari Abi Qotadah al-Anshori berkata: bahwa Rasulullah ditanya tentang puasa hari Arofah, lalu beliau menjawab: dia menghapuskan ( dosa-dosa) dua tahun, satu tahun yang telah lewat dan satu tahun yang akan datang. Dan ditanya tentang puasa hari Asyura. Lalu beliau menjawab: dia menghapuskan( dosa-dosa) satu tahun yang telah lewat……..” ( H.R. Muslim)
Dalam hadits diatas menunjukkan keutamaan puasa pada tanggal sepuluh muharrom atau puasa asyuro, pengarang kitab Ibanatul Ahkam menyebutkan dalam kitabnuya, bahwa puasa pada hari tersebut mengahapuskan dosa-dosa satu tahun yang telah lewat selagi dia tidak melakukan dosa- dosa besar atau tidak juga dosa-dosa yang hubungannya dengan manusia.
3. Puasa enam hari dibulan syawal
عن ابي ايوب الانصاري قال: ان رسول الله قال: من صام رمضان ثم اتبعه ستا من شوال كان
كصيام الدهر( رواه مسلم:) 1164)
Dari abu Ayyub Al-Anshori berkata: bahwa Rasulullah  telah bersabda: barangsiapa yang puasa ramadlan kemudian mengikutinya dengan puasa enam hari dibulan syawal, seakan-akan dia telah puasa sepanjang masa. “
Karena puasa satu bulan pada bulan Ramadlan pahalanya setara dengan sepuluh bulan dan puasa enam hari pada bulan syawal pahalanya setara dengan puasa dua bulan. Jadi, sepuluh bulan tambah dua bulan sama dengan dua belasa bulan dalam satahun karena satu kebaikan diberi pahala sepuluh kali lipat. Dan yang paling afdlol adalah melakukannya dengan berututan setelah iedul fitri pada awal bulan syawal ataupun pada akhir pada bulan syawal karena dengan begitu dia akan mendapatkan fadlilah mutabaah yaitu dia sesuai apa yang dinashkan mengikutinya dengan enam hari berpuasa pada bulan syawal, tetapi bisa juga melakukannya tidak berurutan selagi masih dibulan syawal.
4. Puasa sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijah
عن ابي هريرة  قال: قال رسول الله  :افضل الصيام بعد رمضان شهرالله محرم . و افضل
الصلاة بعد الفريضة صلاة الليل ( رواه مسلم )
Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah  telah bersaba :” Paling afdlolnya puasa setelah puasa Ramadlan adalah puasa pada bulan muharrom, sedangkan paling afdlolnya sholat setelah sholat fardlu adalah sholat lail.” ( H.R. Muslim)
Maksud hadits diatas adalah puasa mutlak yang paling utama sesudah Ramadlan adalah puasa pada bulan Muharrom, sebagaimana sholat mutlak yang paling utama sesudah sholat wajib adalah sholat malam.
5. Puasa Yaumul Bidl
عن ابي هريرة  قال : اوصاني خليلي  بثلاث: صيام ثلاثة ايام من كل شهر, وركعتي اضحى,وان
اوتر قبل ان انام . ( رواه البخارى)
Dari Abi Huroiroh  berkata: kekasihku  berwasiat kepadaku dengan tiga perkara: puasa tiga hari dalam satu bulan, dua rokaat sholat Dluha dan melaksanakan witir sebelum tidur.( H.R. Bukhori)
Puasa ini dinamakan hari-hari putih karena malam-malam pada hari tersebut senantiasa diterangi oleh rembulan mulai dari awal malam sampai akhir malam , dalam kitab An-Nasa’I yang disyarah oleh Al-hafidz Jalaluddin As-suyuthi disebutkan bahwa hikmah puasa pada hari tersebut, bahwa pada malam hari-hari tersebut diliputi oleh terangnya bulan maka sangat cocok kalau pada siang harinya diterangi pula dengan beribadah, dan ada juga yang mengatakan bahwa hikmahnya adalah gerhana bulan kebanyakan terjadi pada malam- malam tanggal tersebut, dan pada waktu –waktu gerhana tersebut umat Islam disunnahkan untuk berbuat kebaikan dan bertaqorrub oleh Allah
Adapun fadlilah melaksanakan puasa pada hari tersebut adalah:
عن جابر بن عبد الله  قال: صيام ثلاثة ايام من كل شهرصيام الدهر : صيام البيض صبيحة ثلاث
عشرة واربع عشرة وخمسة عشرة ( رواه النسائى)
Dari Jabir : Berkata Nabi :” Puasa tiga hari pada tiap bulan adalah puasa sepanjang masa, yaitu puasa hari-hari putih mulai tanggal 13,14dan 15.”( H.R. An-Nasa’i)
Telah jelas pada hadits diatas bahwa keutamaan puasa pada hari-hari ini adalah seakan-akan dia puasa sepanjang masa.
6. Puasa senin dan kamis
Ada beberapa sebab kenapa Rasulullah  melaksanakan puasa pada hari senin dan kamis:
a. Karena pada hari senin dan kamis amalan-amalan manusia diperlihatkan dan diangkat.
عن ابى هريرة قال : ان النبي  كان اكثر ما يصوم الاثنين والخميس . فقيل له, فقال : ان
الا عمال تعرض كل اثنين و خميس.فبغفر الله لكم مسلم او لكل مؤمن الا المتهاجرين , فيقول :
اخرهما( رواه احمد)
Dari Abu Huroiroh berkata: Bahwa Nabi sering melaksanakan puasa pada hari senin dan kamis. Lalu beliau ditanya tentang hal itu, kemudian Rasul bersabda: sesungguhnya amalan-amalan manusia diperlihatkanpada hari senin dan kamis, dan Alloh  ,mengampuni setiap orang muslim atau orang mukmin kecuali orang yang saling memboikot. Alloh  berfirman : tundalah mereka berdua.” ( H.R. Ahmad)
b. Rasulullah  dilahirkan pada hari senin dan pada hari senin pula Rasulullah mendapatkan wahyu. Dalam hal ini ada hadits yang diriwayatkan oleh Abu QotadahAl- Anshori bahwa Rasulullah ditanya terntang puasa senin. Rasulullah menjawab:
فيه ولدت وفيه انزل علي
“ Pada hari itu akau dilahirkan dan pada hari itu aku mendapatkan wahyu.”
( H.R.Muslim)
Pada hadits-hadits diatas menunjukkan disunnahkannya puasa pada hari senin dan kamis karena pada hari-hari itu amalan manusia diangkat. Dan dalam hadits lain yang disabdakan oleh Rasulullah : Dan aku ingin ketika amalanku diangkat aku dalam kedaan puasa.”
7. Puasa Daud
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَال :َقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى صِيَامُ
دَاوُدَ وَأَحَبُّ الصَّلَاةِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى صَلاةُ دَاوُدَ كَانَ يَنَامُ نِصْفَهُ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَكَانَ يُفْطِرُ يَوْمًا
وَيَصُومُ يَوْمًا )سنن أبي داود - (ج 6 / ص 435(

Dari Abdillah bin Amru berkata: Rasulullah berkata kepadaku: “ puasa yang paling disukai oleh Alloh adalah puasa Nabi Daud dan sholat yang paling disukai oleh Alloh adalah sholatnya Nabi Daud, beliau tidur separoh malam, lalu bangun sepertiga malam kemudian tidur lagi seperenam dari malam, dan beliau satu hari berbuka dan satu hari beliau berpuasa.”
Puasa daud adalah puasa yang paling disukai oleh Allah, karena dia terdiri dari tiga factor:
1. Dia memberikan hak kepada dirinya ketika dia tidak berpuasa sebagai jatah bagi dirinya, dan melaksanakan puasa sebagi bentuk beribadah kepada Alloh, dengan demikian dia sangat adil karena dia telah melaksanakan haknya dan telah menunaikan kewajibannya sebagai seorang hamba.
2. Hari ketika dia makan adalah hari dia bersyukur, dan hari ketika dia puasa adalah hari dia bersabar, sedang keimanan terdiri dari dua unsur: unsur kesyukuran dan unsur kesabaran.
3. Puasa ini adalah puasa yang amat berat untuk dilakukan seseorang, karena kapan seseorang melaksanakannya kemudian dia malas, maka dia akan meninggalkannya. Padahal Alloh sangat membenci orang yang senantiasa melaksanakan kethoatan kemudian dia meninggalkannya, dan Alloh sangat menyukai amalan yang istiqomah meskipun dia sedikit.

IV. Penutup
Taleh kami uraikan sebelumnya tentang keutamaan-keutamaan puasa secara umum ataupun tentang fadlilah-fadlilah puasa sunnah secara khusus, Karena kami melihat banyak dari ummat Islam ini meskipun mereka mengamalkan puasa –puasa sunnah tetapi mereka tidak mengetahui fadlilah dari amalan tersebut, atau bahkan mereka mengamalkannya karena mereka hanya ikut-ikutan kepada orang lain tanpa berdasarkan dalil yang jelas.
Dan juga letah kita ketahui bersama bahwa puasa memenga satu amalan yang sangat istemewa yang selayaknya seorang mukmin untuk melazimi puasa-puasa sunnah yang telah diajarkan oleh rasulullah kepada kita semua sesuai dengan kadar kemampuan kita untuk melaksanakannya. Terlebih puasa-puasa sunnah yang hanya ada dalam satu tahun sekali seperti puasa arofah ataupun puasa asyuro yang keduanya memiliki fadlilah yang sangat agung sekali. Dan patut kita merasa menyelasal manakala kita tertinggal puasa sunnah tersebut tanpa kita menyambutnya dangan menghadirkan hati yang ikhlas melaksanakannya, ataupun puasa-puasa sunnah yang lainnya juga. Kalau kita melihat para shahabat mereka sangat berlomba-lomba sekali dalam beramal, sebagai contohnya apa yang terjadi pada shahabat Abdullah bin Amru bin Ash al-Anshori  dia melaksanakan puasa setiap hari dan melakukan sholat malam sepanjang malam, lalu setelah Rasulullah  mengetahui apa yang ia lakukan, beliau mengajarkan agar dia berpuasa setiap bulan tiga hari saja yang pahalanya menyamai puasa sepanjang masa, lalu dia merasa lebih kuat untuk melakukan yang lebih dari itu, lalu beliau menyarankan kepadanya agar melaksanakan puasa Daud dan melaksanakan shoalat lail sebagaiman Nabi Daud melaksanakannya.
Maka rasanya kita patut berbangga manakala puasa menjadi salah satu dari ajaran din ini, yang manakala kita melakukannya kita akan mendapatkan pahala darinya,dan bahkan dalam sejarah lain disebutkan bahwa puasa akan meningkatkan dan memberikan kesehatan pada tubuh, dan juga banyak dari agama-agam lain yang mereka melaksanakan puasa hanya semata- mata menjaga kesehatan bagi tubuhnya tanpa ada ganjaran dari amalan yang mereka kerjakan.
Dalam kesempatan ini kami ingin mengatakan bahwa makalah ini hanyalah usaha kecil yang tidak seberapa nilainya. Dan jika usaha ini benar adanya , semua itu hanyalah pemberian dari Alloh  dan karunia-Nya. Jika tidak, tidak ada yang kami bisa salahkan selain diri kami sendiri.
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لأمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”( Q.S. Yusuf : 53 )
Dan akhirnya hanya kepada Alloh  kami memohon agar Dia menjadikan amalan amalan kami tulus semata-mata mencari ridlonya dan semoga berkenan memaafkan kesalahan- kesalahan yang ada dalam uraian- uaraian diatas serta dalam mengerjakannya. Dan kami juga memohon kepada para pembaca untuk memberikan saran- saran dan kritik yang membangun demi perbaiakan kepada punulis pada khususnya. Semoga paparan dari lembaran ini memberikan manfaat kepada kita semua. Amin. Allahu a’lam.



No comments:

Post a Comment

La tansa